Kamis, 21 Januari 2010

Kilas Balik POSMABA IKIP Mataram Tahun 2009

IKIP Mataram merupakan kampus tertua di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan jumlah mahasiswa ± 8.000 an orang terdiri dari sepuluh jurusan dalam empat Fakultas, yaitu FPMIPA, FPBS, FPOK, dan FIP. Mengingat usia IKIP yang cukup tua ,maka jumlah alumninya tentulah sangat banyak bertebaran di beberapa wilayah dikawasan Indonesia timur.

Moment POSMABA (Pekan Orientasi Mahasisiwa Baru) tahun 2009 ini tentunya masih terngiang di telinga kita semua bagi mahsisiwa IKIP tentunya, salah satunya yang kita tidak bisa lupakan adalah sambutan ketua panitia POSMABA IKIP 2009 di Auditorium UNRAM , bapak DR. Syamsuhaidi sekaligus sebagai PR III IKIP Mataram mengatakan “…dimana jumlah mahasiswa baru (MABA) IKIP Mataram yang diterima tahun ini adalah ± 4.174 orang”. Jumlah ini merupakan sejarah baru bagi IKIP Mataram dalam menerima mahasiswa baru dan bahkan jauh lebih banyak dari beberapa rekan kampusnya yang lain diwilyah Nusa Tenggara barat (NTB). Lucu kiranya POSMABA yang semestinya diartikan harfiah sebagai ajang pengenalan kampus, kok malah di selebrasikan dikampus tetangga ? begitulah kondisi pelaksanaan POSMABA (pekan Orientasi Mahasisiwa Baru) tahun ini, yang biasanya dilaksanakan di kampus sendiri karena membeludaknya MABA terpaksa diungsikan dikampus tetangga (UNRAM). Ironis memang, tapi itulah realitanya. Dengan melihat hal tersebut diatas akan menimbulkan banyak pertanyaan bagi kita sebagai mahasisiwa lama maupun MABA, Mungkinkah ?

1. Di atas tanah seluas kurang lebih empat hektar dengan banyaknya MABA ditambah mahasisiwa lama tersebut (± 12.000 orang) bisa tertampung di IKIP…….?

2. Dengan membeludaknya mahasisiwa ini, proses perkuliahan mahasisiwa bisa berjalan dengan baik…?

3. Dengan melihat kondisi IKIP yang jumlah gedungnya terdiri dari empat gedung utama GD,GP, GB dan ditambah dengan gedung baru yaitu GC ini akan bisa menampung….?

4. Kita rasa semuannya sepakat dengan melihat jumlah ini sangat-sangat tidaklah mungkin sekali untuk menampung jumlah mahasiswa sebanyak ini, kita tidak tahu manajemen apa mungkin yang dipakai oleh pihak terkait untuk menangani masalah ini nantinya..?

Belum lagi dengan mahalnya pendaftaran masuk dan uang SPP IKIP bagi MABA tahun ini, uang pendaftaran saja mencapai Rp. 250.000,-/mahasiswa. Angka ini adalah jumlah yang banyak disbandingkan dengan kampus lainnya, misalnya di UNRAM saja pendaftaran masuk Perguruan Tinggi (PT) berkisar Rp.150.000 atau dibeberapa kampus swasta lainnya di wilyah Indonesia. Jika dihitung-hitung dengan jumlah MABA ± 4174 orang dikalikan dengan 250.000 (4174 x 250.000) maka jumlah raupan anggaran pendaftaran saja bisa mencapai kurang lebih 1.043.500.000,- kurang lebih 1 milliar lebih kalau di totalkan untuk uang pendaftaran saja, belum ditambah uang SPP, dan ditambah lagi calon-calon MABA IKIP yang tidak lulus seleksi SPMB yang jumlahnya mencapai ribuan orang juga, hal ini pula akan membuat banyak pertanyaan baru bagi mahasiswa IKIP Mataram tentunya……?

1. Akankah dengan naiknya pendaftaran masuk dan SPP MABA tahun ini, fasilitas-fasilitas yang ada di IKIP bisa terpenuhi….?

2. Mungkinkah dengan naiknya pendaftaran masuk dan SPP MABA tahun ini, bisa menanggulangi masalah-masalah klasik IKIP sebelumnya……?

Lebih-lebih lagi terkait kesejahtraan mahasiswa itu sendiri, yang selama ini terkesan kurang diperhatikan alias tidak peduli, karena memang kelihatanya selama ini yang on time itu adalah pembayaran SPP, tetapi kalau menyangkut kesejahtraan mahasiswa off time. Sudah banyak tenaga pengajar atau dosen yang kurang memenuhi standar untuk menjadi dosen. Lulusan S1 ngajar S1 alias ”jeruk makan jeruk”,ditambah lagi molornya jadwal pengambilan KRS, pengambilan KHS bagi mahasiswa lama, penggabungan kelas oleh oknum dosen yang tidak bertanggung jawab, dan masih banyak lagi masalah-masalah klasik lainnya.

Bisakah dengan naiknya pendaftaran masuk dan SPP MABA tahun ini, mahasiswa IKIP bisa mengobati luka- luka lama terkait minat membacanya……? Miris sekali rasanya, kampus pendidikan yang mengajarkan tentang pengentasan buta aksara, lah kok buku-buku perpustakaannya masih jadul-jadul dengan sangat sedikitnya resensi-resensi buku yang ada diperpustakaan IKIP. Sangat Ironis sekali, bila kita melihat usia dan jumlah alumni IKIP yang terbilang sangat banyak, karena memang sama-sama kita ketahui bahwa setiap yang mewisuda mahasiswa IKIP wajib menyumbangkan buku literatur di kampus (bisa diungkan) sesuai fakultas masing-masing, sayangnya sejak berdirinya IKIP ± puluahan ribu mahasiswa yang sudah diwisudakan tapi buku-buku yang ada di perpustakaan itu-itu aja alias tidak bertambah.

Saudaraku……mahasiswa IKIP semuanya,

Sebelum permasalahan-permasalahan lama terjadi lagi alias tidak ditangani maka bukan tidak mungkin permasalahan-permasalahan baru akan muncul lagi, karena itu Saudaraku… pertanyaan- pertanyaan di atas perlu dicari jawaban-jawabannya kepada pihak civitas dan yayasan Pembina IKIP Mataram. Kepada saudaraku yang duduk di BEM dan DPM baik ditataran Institut maupun fakultas, mari sama-sama teriakan suara perjuangan untuk perbaikan IKIP Mataram tercinta.

Demi Tuhanku, Negaraku, dan Almamaterku…

Hidup Mahasiswa…, Hidup Mahasiswa….., Allahuakbar…..!!!

By, Mansur Amriatul (ketua Depart. Kebijakan Publik KAMMI IKIP)


5 komentar:

  1. KALIAN HANYA CECUNGU-CECUNGUK PENCARI RUPIAH YANG TAK UBAHNYA SEPERTI PENIPU KELAS TERI DI PASAR SENEN, OH, MY GOOD......... CEPATLAH PADA BERTOBAT.............

    BalasHapus
  2. SETAN MUKE TIGA KAYA ELU-ELU TU PANTESNYA DIAPAIN YA..........

    BalasHapus
  3. alhamdulillah masih ad jg yg suzon seperti anda di didunia ini,soal sudah lama malaikt pencatat amal baik dan buruk sdah nunggu saudara Q....
    yg dimaksudkan itu mungkin berbanding terbalik justru andalah yg perlu dipertanyakan....1?

    BalasHapus
  4. mari kita bersama memberikan kritikan dan masukan kepada pemimpin ikip mataram,,, terutama PR 2 ikip yng selalu menindas mahasiswa dengan kata2 yg tidak punya sopan santun,,, yang hanya mengatakan itu masalah kalian bukan masalah saya,,,
    trs apa fungsinya jadi pembantu dan idealnya dia adalah pembimbing kita,,dan dipercaya untuk membina kalau jwabannya bgtu apa yg harus di ikuti dari dia,,,
    hanya ada satu kata pecat,, dan jatuhkan PR seperti itu,, karna hanya membuat kita hilang dari kesosialan masyarakat ikip mataram,,,

    BalasHapus
  5. Mas Arifudin, usulan yg konstruktif, kita telaah bersama dulu problemx, ru kta exen bersama, jika dugaan kita bersama terbukti adax...semangat... salam

    BalasHapus